Peran Guru Pendidikan Agama Katolik di SLB-A Karya Murni Medan
DOI:
https://doi.org/10.61132/sukacita.v1i4.70Keywords:
The Role of Teachers, Catholic Religious Education, SLB-AAbstract
Opening a Catholic Religious Education (PAK) class for blind children is not an easy thing. Teachers have the capacity and ability to handle children with special needs such as the blind. The research entitled The Role of Catholic Religious Education Teachers at Karya Murni Special School (SLB-A) Medan was carried out with the aim of understanding the role of Catholic religious education teachers at Karya Murni Special School (SLB). Medan. by providing Catholic religious education to blind students. In this research the author used qualitative descriptive analysis techniques combined with interview methods with school participation, specifically: Principal, two Catholic religious education teachers, two Catholic religious education teachers and six blind students.
References
Baraga, B. (1983). Pendidikan Anak Tunanetra. Yogyakarta: Pustaka Abadi.
Bungin, B. (2007). Penelitian Kualitatif Komunikasi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Rosdakarya.
Dapiyanta, FX. (2014). Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah. Yogyakarta: USD.
Dapiyanta, FX. (2014). Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Jakarta: Gunung Mulia.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1992). Kurikulum Sekolah Menengah. Jakarta: Depdikbud.
Drost. (1998). Sekolah Mengajar atau Mendidik?. Yogyakarta: Kanisius.
Fadjar, A. M. (2003). Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003: Tentang Pendidikan Nasional. Jakarta: Mendiknas.
Groome, T. H. (2010). Christian Religious Education (D. Stefanus, Trans.). Jakarta: Gunung Mulia.
Jacobs, SJ. T. (1985). Sikap Dasar Kristiani. Yogyakarta: Kanisius.
Komala, N. (1992). Kemampuan Mengajar Agama Katolik. Yogyakarta: Pusat Pastoral.
Komisi Kateketik KWI. (1999). Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP). Jakarta: Komkat KWI.
Konstitusi dan Direktorium Kongregasi Suster St. Yosep (KSSY) Medan. (2003). Medan, Sumatera Utara.
Luthfiyah, F. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Kanisius.
Mulyasa, E. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rahardi, K. (2005). Guru Masa Kini Harus Jadi Ilmuwan Sejati. Yogyakarta: Kanisius.
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.
Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sebastian, OSCO. R. (1998). Guru Yang Digugu dan Ditiru. Rohani, 0218, 138-145.
Setyakarjana, SJ. (1997). Arah Katekese di Indonesia. Yogyakarta: Pusat Kateketik.
Somantri, S. (2012). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT Refika Aditama.
Sugiono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Supriyati, Y. (2001). Pengantar Pendidikan. Diktat Mata Kuliah untuk Mahasiswa Semester I, Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1998). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Uno, H. B. (2007). Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, M. U. (1996). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10.
Winkel, W. S. (1987). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.
Sumber dari internet:
Anak berkebutuhan khusus. (n.d.). Wikipedia. Diakses tanggal 10 Mei 2018, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Anak_berkebutuhan_khusus.
Anak tunanetra. (2009, Februari). Bintang Bangsaku. Diakses tanggal 12 Mei 2018, dari http://bintangbangsaku.com/artikel/2009/02/anak_tunanetra/.
Organisasi. (2010, Oktober 3). Slurpps. Diakses tanggal 15 Juni 2018, dari http://slurpps.wordpress.com/2010/10/03/organisasi.
Pentingnya pendidikan agama katolik di sekolah. (n.d.). Bimas Katolik. Diakses tanggal 12 Juni 2018, dari https://www.bimaskatolik.com/news2.php?op/pentingnya-pendidikan-agama-katolik-di-sekolah.
