Peran Gerakan Oikumene Terhadap Pembangunan Perdamaian Dan Toleransi di Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.61132/sabar.v2i1.491Keywords:
Ecumenical, Tolerance, PeaceAbstract
Indonesia is a country with high religious, cultural and ethnic diversity, where the potential for conflict and intolerance often becomes a challenge in social life. In this context, the Ecumenical Movement plays a strategic role as a forum for Christian unity across denominations to support the development of peace and tolerance in Indonesia. Through an approach to inter-religious dialogue, inclusive education and social action, this movement contributes to strengthening social harmony and building cross-religious solidarity. The Ecumenical Movement succeeded in reducing inter-religious prejudice, promoting respect for diversity, and forming a tolerant young generation. The Ecumenical Movement not only plays a role in strengthening internal relations among Christians but is also an important actor in creating peace and social stability in Indonesia's multicultural society.
References
Adi, S., & Suprabowo, G. (2023). Analisis hermeneutik kritik-historis Paulus sebagai tokoh oikumene dalam 1 Korintus 12: 12–27.
Adolph, R. (2016). Refleksi gerakan oikumene di abad modern. Jurnal Teologi Indonesia, 12(3), 1–23.
Aulia, G. R. (2022). Toleransi antar umat beragama dalam perayaan Lovely Desember di Tana Toraja. Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam, 24(1), 84–97.
Butar Butar, D. E. K. (2022). Peran pendidikan agama oikumene dalam pembentukan spiritual remaja di SMP Negeri 1 Ciamis.
Cahyono, D. C. A., & Samosir, A. R. (2023). Trauma dan rekonsiliasi: Peran gereja bagi perjuangan pemulihan penyintas tragedi kekerasan di Indonesia. KURIOS, 9(2), 478–490.
Casram, C. (2016). Membangun sikap toleransi beragama dalam masyarakat plural. Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya, 1(2), 187–198.
Christian, F., Ramandei, P., & Parinussa, S. (2024). Model kepemimpinan gereja yang partnership dan inovatif dalam pengembangan organisasi persekutuan gereja-gereja Papua di Papua Barat. Jurnal PKM Setiadharma, 5(1), 1–10.
Hans, K. S., & Suprabowo, G. (2023). Kehadiran gerakan oikumene dalam upaya membangun toleransi di Indonesia.
Kristanto, S. H. (2024). Oikumene dalam pemahaman Alkitab. Coram Mundo: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, 6(2), 95–102.
Pardede, P. (2017). Dari Tapsel untuk Indonesia: Moelia mencerahkan kehidupan bangsa melalui pendidikan dan gerakan oikumene.
Ramandei, P., & Parinussa, S. (2024). Gerakan oikumene sebagai jembatan pembangunan perdamaian antar gereja. Jurnal PKM Setiadharma, 5(1), 1–12.
Sapan, E. B. (2021). Oikumene: Kehidupan oikumene Gereja Toraja dengan Gereja Pentakosta di Indonesia. Kamasean: Jurnal Ilmiah, 2(1), 59.
Singal, Y. L. (2022). Paradigma ‘teologi feminis’ yang tidak relevan dengan ketetapan Tuhan. Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, 3(2), 103–118. https://doi.org/10.55076/didache.v3i2.51
Sinulingga, R. (2014). Fundamentalisme dan kerukunan umat beragama. Jurnal Amanat Agung, 10(2), 227–246.
Trijono, L. (2009). Pembangunan perdamaian pasca-konflik di Indonesia: Kaitan perdamaian, pembangunan dan demokrasi dalam pengembangan kelembagaan pasca-konflik. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 13(1), 48–70.