Analisis Peran Pemerintah dalam Mendorong Moderasi Islam di Sumatra Utara
DOI:
https://doi.org/10.61132/akhlak.v2i2.670Keywords:
Islamic Moderation, Local Government, Interfaith Dialogue, Social Tolerance, Radicalization of ExtremismAbstract
This study discusses the role of the government in promoting Islamic moderation in North Sumatra. Through qualitative and quantitative data analysis from 15 academic sources, the author concludes that the government’s main strategy is to make education an effective tool to preserve moderate values. Interfaith dialogue forums are an important platform for local residents to understand and appreciate differences. The results of the study indicate that government efforts have succeeded in reducing indicators of radicalism and increasing the level of social tolerance among the community. However, there are still several active obstacles such as economic instability and ignoring the participation of non-Muslim communities that must be further addressed by the government so that the implementation of Islamic moderation remains stable and develops positively. Integration of moderate values in the context of local culture is a strategic step towards a harmonious and prosperous society.
References
Ajib, M. (2019). Moderasi Beragama di Indonesia . Dalam Literasi Moderasi Beragama di Indonesia (hal. 156). Bengkulu : CV. Zigie Utama.
Akhmadi, A. (2019). Moderasi Beragama dalam Keragaman Indonesia . Jurnal Diklat Keagamaan, 13(2), 49-60.
Al Mu’tasim, A. (2019). Berkaca NU dan Muhammadiyah dalam Mewujudkan Nilai-Nilai Moderasi Islam di Indonesia . TARBIYA ISLAMIA: Jurnal Pendidikan Dan Keislaman, 8(2), 199-210.
AR, S. (2020). Peran Guru Agama Dalam Menanamkan Moderasi Beragama . Al-Irfan: Jurnal Sastra Arab dan Kajian Islam, 3(1), 37–51.
Ardi, MN, Thobroni, A., & Widyasari, AH (2021). Peran Abdullah Bin Nuh dalam Penyebaran Faham Syiah di Indonesia: Studi Analisis Kritis . Wahana Akademika: Jurnal Studi dan Sosial, 8(1), 87-99.
Dawing, R. (2018). Toleransi Beragama dalam Perspektif Islam Nusantara . Jurnal Studi Agama dan Masyarakat, 7(1), 34-50.
Fadl, M. (2015). Globalisasi dan Moderasi Islam: Perspektif Indonesia . Jurnal Internasional tentang Studi Agama, 6(3), 201-218.
Hadi, S. (2019). Urgensi Nilai-Nilai Moderat dalam Pendidikan Islam di Indonesia . MODERASI: Jurnal Moderasi Beragama, 1(1), 121–141.
Hadiyanto, A., Hanafi, Y., Barnansyah, RM, Samitri, C., & Ulfah, SM (2022). Corak Moderasi Pesantren di Indonesia: Studi Terhadap Persepsi dan Respon Kyai, Guru dan Santri . Hayula: Jurnal Kajian Islam Multidisiplin Indonesia, 6(1), 1-15.
Harahap, SM, Siregar, FA, & Harahap, D. (2021). Nilai-Nilai dan Praktik Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal di Sumatera Utara . Medan: Merdeka Kreasi.
Iffan, H., & Lubis, F. (2020). Dinamika Moderasi Islam di Indonesia: Tinjauan Teoritis dan Praktis . Jurnal Pemikiran Islam, 5(2), 99-115.
Kamal, A., & Sari, M. (2024). Pendidikan Moderasi Beragama: Tantangan dan Peluang di Era Globalisasi . Jurnal Pendidikan Islam, 15(2), 67-89.
Mubarok, A., & Rahman, A. (2024). Kebijakan Pemerintah dalam Penguatan Moderasi Beragama di Indonesia . Jurnal Kebijakan Publik, 11(1), 77-95.
Muharam, RS (2020). Membangun Toleransi Umat Beragama di Indonesia Berdasarkan Konsep Deklarasi Kairo . Jurnal HAM, 11(2), 269-280.
Rahmah, M. (2020). Moderasi Beragama dalam Al-Quran: Studi Pemikiran M.Quraish Shihab dalam Buku Wasathiyyah . Jurnal Ilmu Al-Quran dan Tafsir, 12(1), 45-60.
Rambe, Y., & Maya Sari, I. (2022). Implementasi Moderasi Beragama di Sumatera Utara: Sebuah Kajian Empiris . Jurnal Kajian Agama dan Masyarakat, 8(3), 112-130.
Ridwan, A., & Hidayat, FP (2021). Literasi Digital sebagai Sarana untuk Memperkuat Moderasi Beragama di Kalangan Remaja . Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 14(2), 88-104.
Sulfikar, R., & Rahmawati, S. (2020). Peran Media Sosial dalam Mendorong Moderasi Beragama di Kalangan Generasi Muda . Jurnal Komunikasi dan Media, 10(1), 45-60.
Wahyun, A., & Nurul, F. (2019). Moderasi Beragama dalam Mewujudkan Kerukunan Sosial di Indonesia . Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 12(1), 23-45.
